“Burung yang Terbuang”
Dikisahkan pada jaman dahulu hidup seekor burung kecil di
hutan yang lebat. Dia sangat kecil bila dibandingkan dengan burung- burung
lainnya. Namun di suatu waktu ia hendak membuat sangkar di antara pepohonan
yang ada, hingga hinggap lah di suatu cabang pohon yang ia pilih sebagai tempat
untuk membuat sangkarnya.
“Permisi, apakah saya boleh membuat pohon di ranting ini”
Tanya burung kecil itu kepada pohon.
“oh… tentu saja burung, silahkan
kau hinggap di bagian tubuh saya (ranting) kalau kau hendak membuat sangkar”
jawab pohon itu kepada burung.
“terima kasih pohon” saut burung
itu lagi.
Akhirnya burung itu pun tak segan
lagi untuk membuat sangkarnya di ranting tersebut, selain itu ranting pun
merasa senang akan kedatangan sang burung yang membuat indah pada ranting
tersebut. Waktu ke waktu burung itu terus membuat sangkarnya dengan keyakinan
yang besar bahwa ia mampu untuk membuat sangkar yang lebih besar melebihi
tubuhnya sendiri.
“hai ranting, saya yakin walaupun
tubuh saya kecil saya mampu membuat sangkar yang jauh lebih besar dibandingkan
tubuh saya”.
“oh… tentu saja burung kecil,
silahkan kau buat sangkar sebesar yang kau inginkan” sahut sang ranting.
“iya. Tentu saja ranting, saya
akan memperindah bagian pohon ini terutama di bagian rantingnya”
Namun dua tahun lebih burung kecil
pun sudah hampir usai dalam pembuatan sangkarnya yang besar. Namun, entah apa
yang terjadi pada saat itu. Pohon dan ranting yang sekian lama menerima burung
kecil itu mengusirnya untuk tidak lagi menghias bagian dari setiap pohon itu.
Pada saat burung hendak mencari
bahan untuk membuat sangkar. Setiap bagian pohon itu berdiskusi bagaimana cara
untuk mengusir burung itu dengan segera.
“ranting, mengapa kau hanya diam
tentang ini. Saya minta kamu untuk mengibaskan tubuh mu supaya burung dan
sangkarnya terjatuh ke tanah itu, kita lihat seberapa hebat burung itu” ucap
pohon.
“ benar ranting, kau punya
kekuatan yang besar untuk melukainya. Lakukan segera ketika burung itu kembali
kesini”.
“ benar… benar… benar..” kata bagian
dari pohon yang lainnya itu.
“ baik kalau begitu, saya akan
melukai burung itu, saya juga sudah jijik dengan sangkar yang dibuatnya. Kusut,
amburadul dan gak karuan” jawab ranting saat itu.
Pada saat burung itu kembali pada
ranting, dia tak mempunyai perasaan curiga sedikit pun bahwa dia akan
dicelakai. Dia terus melakukan kegiatannya untuk melanjutkan karyanya yaitu
sangkar yang indah dan besar. Di saat ia lengah anggota-anggota dari pohon itu
mempersiapkan rencana yang sudah ia
diskusikan sebelumnya.
“ ini saatnya ranting, lakukan
tugas mu”
“ baik pohon”
Akhirnya ranting itu mengibas
ngibaskan tubuhnya dengan sangat kencang, hingga burung dan sangkarnya terjatuh
ke titik terendah dari dirinya. Dengan keadaan yang bingung ia bertanya-tanya
apa yang sedang dilakukan ranting itu.
Pada saat burung itu terjatuh
semua bagian dari pohon ikut menertawakannya.
“hahahaha… burung, bagaimana
rasanya, enak bukan?”
Burung itu pun kini merasa terhina
dalam keadaan ini, ia bertanya-tanya kesalahan apa yang telah diperbuatnya
kepada pohon itu.
“ wahai ranting,, apa yang kau
lakukan ini? Kenapa kau menjatuhkanku dan sangkar yang sedang ku buat” burung
bertanya kepada ranting.
“ hahaha… tidak ada apa-apa burung
aku hanya ingin melihatmu terluka, mungkin dengan ini kau sadar bahwa aku tidak
menyukai keberadaan mu dan juga sangkar mu yang jelek ini”
“ hahaha… mending kau pergi saja
burung jauhi lah kami, kami sudah tidak lagi membutuhkanmu. Karena nanti ada
burung yang lebih besar yang akan membuat sangkarnya di ranting ini, pergilah…
jauh.. pergi..” olok-olokan dari pohon itu kepada burung.
Burung dengan hati yang sedih
kemudian merenungi nasibnya, sejenak dia berfikir tidak terima dengan keadaan itu
namun ia sadar bahwa ia hanya lah seekor burung kecil yang tidak bisa berbuat
apa-apa.
Kini seekor burung itu pergi
dengan membawa harapan untuk mencari ranting yang baru, yang bisa menerima
keadaannya sebagaimana mestinya.
Dia berjanji kelak ia akan menemukan
ranting yang jauh lebih bagus dan kokoh dari sebelumnya untuk dibuatkan sangkar
emas yang akan membuat iri seluruh pohon dan burung yang ada.
Semoga perjalanannya tidak di
sia-sia kan kembali.
TO BE CONTINUE…